Senin, 26 Juni 2023

Hallo

hai, bagaimana kabarmu? bagaimana kabarmu, Wija? bagaimana hidupmu setelah lama tak menulis? senangkah kamu melupakan aku? lalu mengapa kali ini kamu kembali? kembali menulis....

maaf, aku bukan berhenti, bukan pula lupa. setelah terakhir aku menulis, ada seseorang yang benar-benar benci dengan tulisanku, hanya karena sosok yang aku tuliskan bukan dia. ya, aku menuliskan masa lalu. aku masih Wija yang dulu ternyata, sangat cinta dengan masa lalu. selalu menoleh ke belakang melihat bagaimana seseorang yang banyak memberiku senyum di masa lalu. aku tidak berniat kembali, tetapi hanya mengenang, maka dari itu aku hanya menulis. orang yang bersamaku saat ini sangat tidak ingin aku mengingat cerita itu, cerita aku dan dia. untuk itu aku berhenti menulis, di kertas ataupun di layar. tetapi, sejak kata pertama yang kuketik di sini kali ini, aku sadar, aku merindukanmu, tulisanku....

ingin tahu singkatnya bagaimana aku tiba-tiba ingin kembali menulis? aku melihat seseorang di masa laluku menuliskan beberapa hal yang sedang ia jalani saat ini dengan mencantumkannya di bio salah satu sosial medianya, dan di antara itu, aku lihat Komunitas Menulis Psikologi Unmer, lalu tanda jantung merah di sebelahnya. sudah bisa ditebak bukan, siapa? masa lalu yang menjadi alasan aku sempat berhenti menulis. 

dia tidak senang menulis dulu. dia lebih senang berbicara dibandingkan menulis. dia tidak pernah menulis untuk apa yang ada di pikirannya, dan tidak tertarik untuk bisa menuangkan apapun lewat tulisan. dia lebih suka tampil di depan, dibandingkan bergerak lewat tulisan. setidaknya itu yang aku tahu tentang dia, dulu. ya... lima tahun bisa banyak mengubah seseorang. termasuk mungkin, saat ini dia cinta menulis, sebagaimana aku dulu.

dia tahu aku suka menulis kala itu. dia tahu aku tergabung dalam club jurnalistik sekolah, melakukan wawancara, membuat berita untuk majalah sekolah, dan aku punya satu buku yang menjadi tempat aku menarikan pena, buku kecil berwarna biru dengan corak batik yang sempat ia curi. dia curi, tapi mengaku tidak pernah membuka dan membacanya. dia curi dengan alasan kepo, kalau istilah zaman sekarang. hmm, apakah dia yakin ada tulisan tentang dia di dalamnya, sebab itu dia curi? atau apa dia sudah sempat baca beberapa tulisan di sana?

buku itu, yang terlihat pertama kali ketika covernya dibuka adalah tempelan nama dan NIS salah satu siswa, yang aku ambil dari meja ketika pelaksanaan ujian akhir semester selesai. NIS 0066 dengan nama Kadek Krisna Dewa Anggana, aku tempel secara diagonal pada cover buku itu, sampai sekarang. tunggu, ini kali pertama lagi aku menuliskan nama lengkapnya setelah sekian lama. sebenarnya, aku bukan dengan sengaja menjadikan buku itu buku tentang dia, isinya pun beragam, tetapi memang lebih dari 70% isinya adalah dia๐Ÿ˜Œ

tolonggggggggg....... pikiranku kemana-mana๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

Kamis, 13 April 2023

Ini tentang seseorang yang telah lama pergi, namun aku sendiri baru menyadari bahwa dia tak pernah benar-benar pergi, setidaknya dari pikiranku

Hening memecah kerinduan. Layar benderang ini setia menemaniku bermain jentikan jemari. Dalam hangatnya balutan selimut aku mencoba mencari celah untuk tak terjaga terlalu lama, namun kerinduan akan sosokmu terus membekas di hati. Aku bersama pekat di sini, lekat dengan sepi dan dingin malam menyelimutiku. Berbeda denganmu yang mungkin ditemani temaram lampu serta keramaian yang riuh, gaduh, menghilangkan aku dari pikiranmu. Sedang diliputi rasa lelah namun aku lebih diliputi resah, selain bayangan senyum terkhirmu yang masih bersemayam di benakku.

Bukan lagi kesepian akan kepergianmu yang menggelayut di pikiran, jika memang aku tidak pernah bergantung atas keberadaanmu di sisiku. Namun tak dapat kupungkiri ketika sepasang mataku tak berhenti mencoba mencari batang hidungmu, tetapi nihil yang aku dapat mengingat kau sedang jauh di sana. Maaf aku tak bisa ucapkan apa untuk mengiringi perjalananmu. Hanya secuil uluman senyum yang kuharap menyisakan ingatan selama waktumu berada di sana. Lekaslah kembali, sebelum 12 hari kembali memisahkan, serta jarak Banjar-Tejakula membentangi kerinduanku.

 

Jum’at, 10 Juni 2016

#pkb_dps



Sabtu, 26 November 2016

Benarkah rasa itu ada? Ketika bibir berkata iya, namun hati terasa ragu. Kamu terlalu rumit memikirkan tentang rasa yang tumbuh dengan rasa yang harus ada. Nyatanya kamu ingin memilikinya tanpa kamu berusaha menamai perasaan lalu menyimpulkannya.

 

Selasa, 29 November 2016

Benarkah kamu memilikinya? Rasa ragu selalu menang di antara rasa-rasa yang lain. Benarkah kamu menyukainya? Lalu di mana letak garis tipis yang mampu membedakannya dengan rasa kagum? Tolol! Kamu berpikir terlalu jauh. Cukup jalani saja, toh lidahmu sudah berkata iya.